MOMEN GAYA
Perubahan gerak translasi pada sebuah benda hanya dapat terjadi jika
resultan gaya yang mempengaruhi benda tidak nol. Jika resultan gaya maka benda
mungkin tetap diam atau bergerak lurus beraturan. Untuk mengubah kecepatan
benda dibutuhkan gaya. Hal ini sesuai dengan Hukum II Newton. Peristiwa yang
sama juga berlaku pada gerak rotasi. Benda hanya dapat mengalami perubahan
gerak rotasi jika pada benda tersebut diberikan momen gaya. Dengan adanya momen
gaya maka benda akan mengalami perubahan kecepatan sudut. Momen gaya merupakan
besaran vector. Secara matematis, momen gaya dirumuskan sebagai berikut.
τ = r
× F
Momen gaya (τ)
merupakan perkalian silang antara posisi (r) dan gaya (F) yang bekerja pada
benda dengan lengan gaya r = l sin θ merupakan jarak antara gaya F ke sumbu putar benda. Untuk
menentukan arah momen gaya digunakan kaidah sekrup (putar kanan). Dari
persamaan di atas, dapat diketahui bahwa satuan momen gaya adalah newton meter
(Nm).
MOMEN KOPEL
Kopel merupakan pasangan dua buah
gaya yang sejajar, sama besar, dan berlawanan arah. Jika sebuah benda bekerja
sebuah kopel, benda akan melakukan gerak rotasi. Besar sebuah kopel dinyatakan
dengan momen kopel.
Momen kopel M adalah perkalian silang
antara vector gaya dan vector jarak antara dua gaya tersebut.
M = d
× F
Sebagai hasil perkalian silang, M
adalah besaran vector yang arahnya tegak lurus bidang yang dibentuk oleh F dan d.
Penentuan arah momen kopel sesuai dengan aturan sekrup (aturan tangan kanan).
MOMEN INERSIA
Momen
inersia (Satuan SI :
kg m2) adalah ukuran kelembaman suatu benda untuk berotasi
terhadap porosnya. Besaran ini adalah analog rotasi daripada massa. Momen inersia
berperan dalam dinamika rotasi seperti massa dalam dinamika dasar, dan
menentukan hubungan antara momentum sudut dan kecepatan
sudut, momen gaya dan percepatan
sudut, dan beberapa besaran lain. Meskipun pembahasan skalar terhadap momen
inersia, pembahasan menggunakan pendekatan tensor memungkinkan
analisis sistem yang lebih rumit seperti gerakan giroskopik.
Definisi sederhana momen
inersia (terhadap sumbu rotasi tertentu) dari sembarang objek, baik massa
titik atau struktur tiga dimensi, diberikan oleh rumus:
di mana m
adalah massa dan r adalah jarak tegak lurus terhadap sumbu rotasi.
Analisis
Momen inersia
(skalar) sebuah massa titik yang berputar pada sumbu yang diketahui
didefinisikan oleh
Momen inersia adalah
aditif. Jadi, untuk sebuah benda tegar yang terdiri atas N massa titik mi
dengan jarak ri terhadap sumbu rotasi, momen inersia total sama
dengan jumlah momen inersia semua massa titik:
Untuk benda pejal
yang dideskripsikan oleh fungsi kerapatan massa ρ(r), momen
inersia terhadap sumbu tertentu dapat dihitung dengan mengintegralkan kuadrat jarak terhadap sumbu rotasi, dikalikan dengan
kerapatan massa pada suatu titik di benda tersebut:
di mana
V adalah volume yang ditempati objek
ρ adalah fungsi kerapatan spasial objek
r = (r,θ,φ), (x,y,z),
atau (r,θ,z) adalah vektor (tegaklurus terhadap sumbu
rotasi) antara sumbu rotasi dan titik di benda tersebut.
Berdasarkan analisis dimensi saja, momen inersia sebuah objek bukan titik haruslah
mengambil bentuk:
di mana
M adalah massa
R adalah jari-jari objek dari pusat massa (dalam beberapa
kasus, panjang objek yang digunakan)
k adalah konstanta tidak berdimensi yang dinamakan
"konstanta inersia", yang berbeda-beda tergantung pada objek terkait.
Konstanta inersia
digunakan untuk memperhitungkan perbedaan letak massa dari pusat rotasi.
Contoh:
- k = 1, cincin tipis atau silinder tipis di sekeliling pusat
- k = 2/5, bola pejal di sekitar pusat
- k = 1/2, silinder atau piringan pejal di sekitar pusat.
HAllo...momen kopelnya kok cuma sdikit?
ReplyDeletemaav ini , cuman pembahasan umum saja . kalau mau nnti dipost lebih banyak lagi . :) .
ReplyDeleteNggak ada contoh soal untuk Momen Kopel?
ReplyDeleteHm
ReplyDelete